Bagaimana menjadi Pribadi yang Kreatif dan Inovatif ...


Sebagai tambahan bacaan pada blog saya sebelumnya tentang kreatif dan inovatif saat WFH tanggal 16 April 2020,  mari kita pahami dahulu apa itu kreatif dan inovatif serta bagaimana proses menjadi kreatif dan inovatif melalui proses Design Thinking.

Istilah ‘kreatif’ dan ‘inovatif’ sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mampu menciptakan terobosan baru. Namun, tahukah kamu bahwa keduanya memiliki arti berbeda? Perbedaan kreatif dan inovatif bahkan dapat terlihat dari cara kita bekerja.

Kreatif berasal dari kata Kreativitas, kata benda yang berarti kemampuan untuk mencipta (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kreativitas). Atau dengan kata lain kreatif itu kemampuan seseorang untuk menciptakan/membuat sesuatu yang berbeda dan orisinil. Menjadi kreatif artinya kita mampu mengeluarkan potensi yang ada dalam dirimu. Potensi tersebut tidak harus berwujud sesuatu yang dapat dilihat. Kita juga tidak harus menciptakan sesuatu untuk bisa disebut sebagai orang yang kreatif. Misalnya ketika kita bertukar pikiran dan berbagi gagasan dengan orang lain.

Sedangkan, inovasi merupakan kata benda yang berarti penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya dalam bentuk gagasan, metode, atau alat (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Inovasi). Inovasi adalah suatu hal yang dapat diukur. Seseorang yang inovatif mampu mengenalkan sebuah terobosan baru (gagasan, metode, atau alat ) pada sistem yang telah berjalan dengan stabil. Dengan berinovasi, kita dapat menciptakan solusi untuk berbagai jenis masalah.

Kreatif dan inovatif merupakan hal yang erat berhubungan. Menurut laman https://www.interaction-design.org/literature/topics/design-thinking, ada sebuah proses yang dapat mewadahi keduanya. 
Proses ini disebut sebagai design thinking. Prosesnya terdiri dari lima tahapan, yakni Empathize, Define, Ideate, Prototype and Test.

Author/Copyright holder: Teo Yu Siang and Interaction Design Foundation. Copyright terms and licence: CC BY-NC-SA 3.0

Bagaimana cara proses Design Thinking di lakukan?



Tahap 1: Berempati — Teliti Kebutuhan Pengguna
Tahap pertama dari proses Design Thinking memungkinkan kita untuk mendapatkan pemahaman tentang masalah yang coba diselesaikan, biasanya melalui riset konsumen. Empati sangat penting dalam proses desain karena proses ini yang berpusat pada manusia sebagai pengguna dan kebutuhanya.

Tahap 2: Define - Denisikan kebutuhan dan masalahnya
Pada tahap Define, kita mengumpulkan informasi terkait kebutuhan selama tahap Empathize. Kita analisis hasil pengamatan dan mensintesisnya untuk menentukan masalah inti nya. Kita upayakan pendefinisian fokus pada pernyataan masalah yang berpusat pada manusia.

Tahap 3: Ideate — Mempertanyakan asumsi dan ciptakan ide
Kita akan siap untuk menghasilkan ide saat kita mengetahui latar belakang pengetahuan dari dua fase pertama. Proses ini dapat dimulai dengan "berpikir out of the box", mencari cara pandang lain untuk melihat masalah dan mengidentifikasi solusi lain untuk menyelesaikan masalah. Sementara orang menganggap proses ini adalah proses Inspirasi dimana momen untuk  mengenali masalah yang dihadapi.

Tahap 4: Prototipe —membuat solusi nyata atau contoh produk
Ini adalah fase eksperimental alias coba-coba atau trial and error. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi solusi terbaik bagi permasalahan yang diidentifikasi pada tiga tahap pertama. Kita akan menghasilkan sejumlah versi solusi atau fitur produk spesifik yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Tahap ini biasa juga disebut pengembangan ide yang merupakan proses untuk mengimplementasikan gagasan dalam bentuk yang riil.

Tahap 5: Ujicobaimplementaskan solusi dalam area percobaan
Tahap selanjutnya adalah implementasi terbatas dari prototype yang sudah kita hasilkan. Diperlukan seorang evaluator untuk menguji gagasan/produk lengkap sebagai alternative solusi terbaik. Dari hasil ujicoba, apabila disimpulkan belum menghasilkan solusi yang diinginkan, maka  kita dapat memilih untuk kembali ke tahap sebelumnya dalam proses untuk membuat iterasi, perubahan dan penyempurnaan lebih lanjut untuk menghasilkan solusi yang paling mujarab.


Kita akan siap untuk menghasilkan ide saat kita mengetahui latar belakang pengetahuan dari dua fase pertama. Proses ini dapat dimulai dengan "berpikir out of the box", mencari cara pandang lain untuk melihat masalah dan mengidentifikasi solusi lain untuk menyelesaikan masalah. Sementara orang menganggap proses ini adalah proses Inspirasi dimana momen untuk  mengenali masalah yang dihadapi.

Kelima tahap tersebut tidak harus terjadi secara berturut-turut. Selama tahap 1 dan 2 atau tahap pengembangan ide, kita bisa saja menemukan masalah lain yang baru terlihat. Hal ini dapat terjadi seiring dalam menjalankan proses tersebut. Jika suatu ide dinilai tidak efektif, kita dapat kembali ke tahap 1 atau analisis untuk mempelajari akar permasalahannya. Beberapa hal penting mungkin saja terlewat dan memengaruhi keberhasilan proses design thinking ini.

Dengan bersikap kreatif dan inovatif, kita akan menjadi “beda” dengan yang lain, menjadi unik dan bahkan akan berpotensi menjadi yang terdepan dalam persaingan yang semakin ketat. Sikap kreatif dan inovatif pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang, namun tidak semua orang mampu mengembangkannya. Kreatif dan inovatif menjadi salah satu kunci sukses untuk memenangkan persaingan.
Untuk bisa mengembangkan sikap kreatif dan inovatif, diperlukan suatu kesungguhan dan ketekunan. Pengembangan sikap kreatif dan inovatif juga akan lebih baik apabila dilakukan secara bersama-sama. Dengan menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif, maka juga akan mendorong pada peningkatan produktivitas. Di mana pribadi yang produktif memiliki kemauan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih banyak, lebih baik, dan lebih murah dari biasanya. Dengan menjadi sumber daya manusia yang kreatif, inovatif, dan produktif, maka secara otomatis juga akan membawa lembaga kita pada pencapaian visi dan misi secara optimal.

Salam Nyata Berkarya Bagi Negeri


#perpustakaanbankindonesia #worldbookday #shareamillionstories #digitallearning

Komentar